Header Ads

Sebut nama Presiden Jokowi dan Bertingkah Layaknya Paspampres, Seorang Pria Berhasil Menipu 16 Restoran Ternama





EdViral - Memanfaatkan situasi untuk tujuan penipuan seringkali terjadi. Selain penipuan undian berhadih, SMS, bahkan hingga investasi bodong, ada juga yang melakukan penipuan mengatasnamakan pengawal Presiden.

Peristiwa ini dilansir dari liputan6. Kapolresta Solo, AKBP Ribut Hari Wibowo menjelaskan kronologi kejadian berawal pada Sabtu, 14 Oktober 2017 di Restoran Andrawina, Hotel Novotel Solo. Sebelumnya, Paspampres gadungan yang mengaku bernama Letkol Budi itu mendatangai empat pemilik restoran terkenal di Solo.

Tersangka ini menyampaikan jika menu makanan restoran itu cocok untuk kegiatan pengaman pernikahan Kahiyang Ayu, kata dia di Mapolresta Solo, Senin (23/10/2017).

Menurut dia dari hasil pemeriksaan sementara, tersangaka menipu para korban dengan cara akan memesan makanan kepada korbannya seharga Rp 20.000 per porsi dengan jumlah sebanyak 8.000 porsi per-hari dengan alasan untuk pernikahan Kahiyang.

Tersangka lantas menyuruh para pemilik makanan itu berkumpul di hotel Novotel. Mereka juga diminta membawa sampel makanan. Saat kumpul itu, Paspampres gadungan ini meminta ponsel pemilik restoran.

"Ia meminta ponsel pemilik rumah makan ini dengan alasan agar dipasangi GPS supaya bisa di pantau.Setelah handphone terkumpul, Paspampres gadungan ini langsung pergi. Pemilik rumah makan itu pun juga patungan membayari makan di restoran hotel", jelas dia.

Tak kunjung ada kabar mengenai kepastian pemesana makanan, salah satu pemilik makanan menyadari jika dirinya ditipu. Ia kemudian melaporkan ke Polresta Solo. Satreskrim Polresta Solo langsung menyelidiki kasus itu dengan diawali meminta rekaman CCTV Hotel Novotel Solo.

"Dari hasil rekaman CCTV diketahui gambar tersangka. Potongan gambar tersangka disebar di grup Resmob Nusantara yang kemudian diketahui keberadaannya di Jakarta. Penangkapan Paspampres gadungan ini dilakukan di Wisma Berkah, Tanah Abang Jakarta Pusat,"ucapnya.

Ada-ada saja cara orang mendulang keuntungan dari cara-cara yang tidak hal, seperti kasus penipuan ini. Alasannya pun kadang dibuat dramatis, yakni karena kebutuhan hidup. Apakah karena kebutuhan hidup harus menempuh cara yang tidak baik seperti ini?

Hal ini tidak patut ditolerir dan seharusnya diberi pelajaran setimpal agar ada efek jera. Untung orang tersebut tertangkap sehingga kemungkinan tidak akan ada lagi korban berikutnya. Carilah penghasilan yang halal dan bekerjalah bermodalkan kejujuran.

Sumber: regional.liputan6.com


No comments

Powered by Blogger.